
Jakarta –
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengungkap perkara pada PT Pindad, anak perusahaan, dan perusahaan terafiliasi lainnya. Mulai dari perkara keuangan hingga pengelolaan dana pensiun pegawai.
Temuan itu tertuang dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) atas pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan tahun 2021 hingga semester I-2023 terhadap PT Pindad, anak perusahaan dan perusahaan terafiliasi lainnya. Laporan disampaikan eksklusif terhadap jajaran Direksi PT Pindad di Kantor Pusat BPK, Senin (21/10).
“Berdasarkan hasil pemeriksaan, BPK mendapatkan sejumlah permasalahan. Salah satunya merupakan PT Pindad terbebani ongkos ekonomi dan mengalami financial distress,” ungkap Anggota VII BPK/Pimpinan Pemeriksaan Keuangan Negara VII Slamet Edy Purnomo dalam pemberitahuan tertulis, Jumat (25/10/2024).
Merespons temuan itu, PT Pindad buka suara. Dalam pemberitahuan tertulis, Pindad mengapresiasi atensi BPK yang menyinari adanya penurunan nilai investasi pasca pandemi COVID-19.
Perlu dimengerti pula sebuah investasi sanggup mengalami fluktuasi, demikian pula yang terjadi pada Dana Pensiun Pindad.
Atas hal tersebut, administrasi PT Pindad selaku pendiri sudah mengambil langkah strategis biar sanggup mengakhiri temuan sesuai dengan
rekomendasi BPK.
Manajemen PT Pindad bareng Dewan Pengawas dan Pengurus Dana Pensiun Pindad secara intensif juga selalu berkoordinasi berkenaan dengan manajemen untuk menemani investasi Dana Pensiun secara cermat biar Dana Pensiun Pindad menjadi lebih baik.
“Salah satu langkah evakuasi yang sudah dijalankan Pengurus Dana Pensiun merupakan secepatnya menawan investasi saham yang mengalami tren penurunan,” tutur Pindad.
Rekomendasi BPK
Dalam penyampaian LHP, BPK RI menampilkan nasehat terhadap administrasi PT Pindad untuk mengembangkan kinerja perusahaan biar menjadi lebih laik lagi, terutama terhadap kinerja keuangan Pindad yang terbebani ongkos ekonomi atau biasa disebut dengan financial distress.
Kondisi ini dihadapkan eksklusif dengan huruf khusus dalam mengorganisir cash flow operation perusahaan yang berlainan jikalau daripada industri manufaktur pada umumnya.
Hal-hal yang memengaruhi keadaan tersebut antara lain rigid-nya proses buatan dan penggunaan material khusus untuk sanggup menyanggupi spesifikasi militer, serta waktu solusi buatan yang cukup panjang hingga lintas tahun.
Hal ini pastinya akan memengaruhi kinerja keuangan tahunan Pindad, salah satunya tercermin pada beban keuangan berupa cost of fund yang cukup tinggi.
Direktur Utama PT Pindad, Abraham Mose, memastikan menyambut baik nasehat yang diberikan oleh BPK selaku upaya untuk memperkuat transparansi dan akuntabilitas di PT Pindad.
“Kami sudah mengerjakan banyak sekali upaya perbaikan sebelum audit ini dan akan terus mengembangkan kinerja biar selalu sejalan dengan manajemen terbaik,” kata Abraham
Simak Video: Erick Kecewa Dana Pensiun BUMN Diselewengkan: Dirampok Oknum Biadab