Ojk Sebut Transaksi Digital Perbankan Ri Tembus Rp 87 Kuadriliun

pilihan bank digital

JakartaOtoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut dikala ini nilai transaksi lewat saluran digital perbankan meraih Rp 87 kuadriliun per Desember 2024. Angka ini naik 50,6% secara tahunan (year on year/yoy).

Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Mirza Adityaswara mengatakan, data tersebut menurut catatan Bank Indonesia (BI). Menurutnya, layanan digital perbankan mengalami lonjakan signifikan dalam beberapa periode terakhir.

“Per Desember, ini memakai data Bank Indonesia, nilai transaksi proprietary channel atau channel pembayaran yang dikembangkan dan dimiliki perbankan secara ekslusif, baik lewat phone banking, SMS, mobile banking, internet banking ini meraih Rp 87 kuadriliun, naik 50,6%,” kata Mirza dalam program Digital Economic Forum di Sopo Del Tower Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (25/2/2025).

Advertisement

Mirza mengatakan, kemajuan teknologi merubah sikap dan preferensi pelanggan sehingga kian mengandalkan teknologi dalam setiap keputusan keuangannya. Transformasi digital di sektor keuangan Indonesia sudah terlihat terperinci lewat beberapa inovasi signifikan yang kian meningkat dalam beberapa periode terakhir.

Menurut Mirza, keadaan ini selara dengan tingginya minat penduduk kepada layanan keuangan digital. Hal ini salah satunya tergolong layanan perbankan digital tersebut.

Baca Juga : Jordi Cruyff Nggak Sabar Untuk Jadi Penasihat Teknis Timnas

Selain itu, bank-bank besar dikala ini juga sudah mulai mengadopsi teknologi kecerdasan buatan. Kemudian, kemunculan Fintech P2P Lending atau sumbangan daring (pindar) juga meramaikan keadaan ini.

“OJK kini melakukan rebranding untuk bahasa Indonesianya ya, P2P lending, teman-teman sering kini menyebutnya pinjol, kami melakukan rebranding pindar, sumbangan daring. Kaprikornus yang resmi itu pindar, yang ilegal itu pinjol,” ujarnya.

Mirza mengatakan, pindar memiliki kiprah membuka jalan masuk keuangan bagi UMKM dan penduduk yang unbankable. Saat ini total ada 97 perusahaan pindar beroperasi di Indonesia. Mereka sudah sukses menyalurkan pembiayaan, dengan outstanding-nya Rp 77 triliun di Desember 2024 atau berkembang 29%.

Sedangkan untuk pinjol ilegal sendiri, pada tahun 2024 setidaknya ada sekitar 2.500 pinjol ilegal yang sukses ditutup OJK. Namun sayangnya, pinjol-pinjol gres masih terus bermunculan, tak cuma dari dalam tapi juga luar negeri.

Mirza menambahkan, layanan digital yang lain yang juga memukau banyak minat penduduk yakni buy now pay later (BNPL). Peningkatannya cukup besar, tercatat bagi debit buy now pay later di perbankan meraih Rp 22 triliun atau berkembang 43,7%.

“Dan jumlah rekeningnya itu sudah lebih dari 20 juta. Kaprikornus ini memang saldo mungkin kecil-kecil Rp 100 ribu, Rp 200 ribu, Rp 500 ribu, Rp 1 juta,” kata dia.

Keep Up to Date with the Most Important News

By pressing the Subscribe button, you confirm that you have read and are agreeing to our Privacy Policy and Terms of Use
Add a comment Add a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Post

Black Lives Matter di Peringati di Tanggal 26 Februari

Next Post

Jordi Cruyff Nggak Sabar Untuk Jadi Penasihat Teknis Timnas

Advertisement