
Jakarta – Pembelian rumah lewat denah KPR sanggup lewat KPR konvensional dan KPR syariah. Perbedaan antara keduanya yakni nilai cicilan KPR.
Nilai cicilan KPR konvensional berpatokan pada jumlah pokok pemberian ditambah nilai suku bunga yang di saat itu berlaku. Sementara itu, KPR syariah nilainya diputuskan pada jumlah pemberian pokok dan bunga tetap yang sudah dikenali sejak permulaan dan nilai bunganya sama sepanjang cicilan berjalan.
Jika detikers kesengsem untuk mengambil KPR syariah, ada satu hal lagi yang mesti dikenali yakni ada beberapa pengembang yang menampilkan untuk proses angsuran sanggup pribadi terhadap mereka, bukan terhadap bank. Biasanya bila mengeluarkan duit cicilan ke pengembang, pengajuan sanggup pribadi diterima, tidak sesulit di saat mengajukan ke bank.
Namun, sebelum menyepakati denah ini, kau mesti tahu untung ruginya dahulu. Kira-kira lebih kondusif mengambil KPR di bank atau pengembang?
Menurut peneliti INDEF, Izzudin Al Farras pengembang dan perbankan berada di bidang yang berlainan sehingga izin usahanya pun tak sama. Pengembang memegang izin pembangunan, sementara bank memiliki izin untuk melakukan transaksi dana. Lalu, dari sisi keselamatan transaksional tentu perbankan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. Sementara OJK tidak sanggup memantau transaksi yang dilaksanakan pribadi terhadap pengembang.
Berbeda halnya jika, pengembang menyarankan pelanggan untuk mengajukan KPR terhadap bank terpilih. Biasanya nasehat ini dikarenakan pembangunannya sudah berhubungan dengan bank tertentu dan banknya niscaya terpercaya, dipahami oleh masyarakat, dan diawasi OJK. Jika kasusnya seumpama ini, transaksi kondusif alasannya tetap ke bank.
Baca Juga : Tarif Trump Tubruk Wto, 2 Negara Yang Gugat
Kemudian, Dekan Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB University, Irfan Syauqi Beik menyodorkan pengembang yang melibatkan bank seumpama ini lazimnya ongkos pembangunan perumahannya dibantu oleh bank tersebut.
“Jika tidak melibatkan bank, pastikan saja pengembang ini memiliki modal yang besar lengan berkuasa sanggup melakukan proses pembangunan rumah dengan modal sendiri,” kata Irfan di saat dihubungi detikProperti sementara waktu lalu.
Ia menyodorkan dengan berhubungan dengan bank tertentu sanggup memudahkan pengembang mendapat pembeli. Sebab, pelanggan lebih simpel untuk mengajukan KPR dan otomatis bank sudah memeriksa latar belakang pengembang sehingga bersedia bekerjasama.
Lalu, ada cara lain untuk memeriksa apakah mengajukan KPR ke pengembang itu kondusif atau tidak, simak klarifikasi berikut.
1. Lihat Portofolio Pengembang
Sebelum berbelanja rumah tentu kau perlu menyaksikan portofolio atau track record dari pengembang tersebut. Biasanya ada beberapa pengembang yang memang berhubungan dengan bank tertentu untuk membuat lebih gampang pelanggan mengajukan KPR syariah.
“Kita lihat portofolio developernya dulu alasannya ada beberapa developer yang sudah melakukan pekerjaan sama dengan bank-bank tertentu. Bisa jadi skenarionya di saat developer tersebut sudah menampilkan ke bank-bank tertentu, jangan-jangan pembiayaan pembangunan dari perumahan tersebut dari bank tersebut,” ungkap Ekonomi INDEF, Abdul Manaf Panungan.
2. Cek Informasi pada Iklan Pengembang
Jika pengembang tersebut berhubungan dengan bank tertentu, mereka akan menambahkan lambang atau nama bank pada di saat mengiklankan perumahan tersebut seumpama di pamflet atau banner. Jika ia menawarkan denah KPR syariah, pastikan ada bank syariah yang berhubungan dengan mereka.
“Biasanya kalau berhubungan dengan perbankan tertulis di iklannya kalau pengembang tersebut bekerjasama. Namun kalau disampaikan secara lisan oleh pengembang maka itu pantas menjadi pertanyaan bagi pelanggan apakah koordinasi tersebut dilaksanakan secara resmi antara pengembang dan perbankan,” tutur Farras.
Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti sanggup bantu jawabin. Pertanyaan sanggup berhubungan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.