Black Lives Matter di Peringati di Tanggal 26 Februari

People take part in a rally for the Black Lives Matter movement at Justin Herman Plaza in San Francisco, California on July 8, 2016.About 1,000 people marched along Market Street to City Hall to denounce recent police shootings around the country. / AFP PHOTO / Josh Edelson
Jаkаrtа – Blасk Lіvеѕ Mаttеr Dау atau Hаrі Blасk Lіvеѕ Mаttеr (BLM) dі bulаn Fеbruаrі. Mеѕkі tаk аdа tаnggаl rеѕmі реrіngаtаnnуа, tарі hаrі іnі umumnуа dіреrіngаtі ѕераnjаng tаhun, khuѕuѕnуа раdа mоmеn-mоmеn реntіng dі bulаn Fеbruаrі dаn Julі.

Tanggal 26 Februari bukan sekadar hari biasa dalam kalender. Hari itu jadi momen penting buat mengenang satu kejadian yang bikin dunia buka mata terhadap ketidakadilan rasial, khususnya di Amerika Serikat. Tanggal ini identik dengan peringatan gerakan Black Lives Matter (BLM) yang terus menyuarakan keadilan dan kesetaraan bagi masyarakat kulit hitam. Setiap tahun, tanggal ini diisi dengan aksi, diskusi, dan refleksi tentang perjuangan panjang melawan rasisme sistemik.

Black Lives Matter di Peringati di Tanggal 26 Februari

Asal muasal peringatan tanggal 26 Februari berkaitan erat dengan peristiwa tragis yang menimpa Trayvon Martin, seorang remaja kulit hitam berusia 17 tahun. Pada 26 Februari 2012, Trayvon ditembak mati oleh George Zimmerman, seorang relawan patroli lingkungan di Florida. Kejadian ini memicu kemarahan publik dan jadi pemicu lahirnya gerakan Black Lives Matter yang dikenal sekarang.

Advertisement

Kematian Trayvon Martin Jadi Titik Awal

Trayvon Martin saat itu sedang berjalan kaki pulang ke rumah dari sebuah toko swalayan. Dia tidak bersenjata dan tidak melakukan kejahatan apa pun. Tapi karena penampilan dan warna kulitnya, ia dicurigai dan akhirnya ditembak oleh Zimmerman. Ketika pengadilan memutuskan Zimmerman tidak bersalah pada Juli 2013, reaksi publik pun meledak.

Sebagai bentuk perlawanan, tiga aktivis perempuan kulit hitam—Alicia Garza, Patrisse Cullors, dan Opal Tometi—menciptakan tagar #BlackLivesMatter di media sosial. Dari sana, gerakan ini menyebar luas dan jadi simbol perlawanan terhadap ketidakadilan rasial di berbagai penjuru dunia. Setiap tanggal 26 Februari, banyak orang mengenang Trayvon sebagai simbol perjuangan yang belum selesai.

Makna Peringatan Setiap Tahun

Peringatan 26 Februari bukan cuma soal mengenang Trayvon Martin. Lebih dari itu, hari ini jadi pengingat akan banyaknya korban rasisme dan kekerasan yang belum mendapat keadilan. Gerakan Black Lives Matter menjadikan tanggal ini sebagai salah satu momen penting untuk menyatukan suara, memperkuat solidaritas, dan mengingatkan bahwa perjuangan masih harus terus dilanjutkan.

Baca Juga : Ojk Sebut Transaksi Digital Perbankan Ri Tembus Rp 87 Kuadriliun

Di berbagai kota besar di Amerika, tanggal ini sering diisi dengan aksi damai, pawai, pemutaran film dokumenter, dan forum diskusi. Komunitas, pelajar, aktivis, hingga selebriti turun langsung untuk menunjukkan dukungan. Meskipun aksi-aksinya sering berbeda bentuk, tapi pesannya tetap sama: kehidupan orang kulit hitam itu penting, dan keadilan harus berlaku untuk semua.

Perjuangan yang Masih Berlanjut

Meskipun gerakan Black Lives Matter sudah berjalan lebih dari satu dekade, tapi tantangan yang dihadapi masih terus muncul. Kasus kekerasan polisi terhadap warga kulit hitam, diskriminasi sistemik, dan ketimpangan sosial masih jadi isu yang nyata. Perjuangan belum selesai, dan tanggal 26 Februari jadi momentum buat terus menyuarakan perubahan.

Gerakan ini juga meluas ke berbagai bidang. Mulai dari sistem pendidikan, kesehatan, hukum, hingga dunia kerja. BLM mendorong reformasi di banyak lini agar keadilan bisa dirasakan semua orang, tanpa pandang warna kulit atau latar belakang. Inisiatif ini juga membuka ruang bagi kelompok minoritas lainnya buat ikut menyuarakan kesetaraan.

Pengaruh Global dari Gerakan BLM

Yang menarik, meskipun berawal dari Amerika, semangat Black Lives Matter menyebar ke banyak negara. Di Inggris, Kanada, Australia, bahkan Afrika Selatan, gerakan serupa ikut muncul. Banyak masyarakat dunia yang merasa terhubung karena menghadapi diskriminasi yang mirip. Tanggal 26 Februari pun ikut diperingati sebagai bentuk solidaritas internasional.

Media sosial juga berperan besar dalam penyebaran pesan ini. Kampanye digital seperti #BlackLivesMatter dan #SayTheirNames terus mengangkat kisah para korban ketidakadilan. Orang-orang dari berbagai belahan dunia jadi bisa belajar, mendukung, dan ikut mengangkat suara, bahkan dari jauh.

Harapan untuk Masa Depan yang Lebih Adil

Peringatan Black Lives Matter setiap 26 Februari adalah pengingat penting bahwa perjuangan untuk keadilan harus terus dijaga. Ini bukan cuma soal satu komunitas, tapi soal nilai-nilai kemanusiaan secara luas. Dunia yang adil, setara, dan bebas diskriminasi adalah cita-cita bersama yang harus dicapai dengan usaha kolektif.

Banyak hal memang sudah berubah sejak tahun 2012, tapi masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Momen peringatan seperti ini bisa jadi bahan refleksi sekaligus penyemangat. Dengan terus bersuara, mendukung satu sama lain, dan mendorong perubahan kebijakan, masyarakat bisa bergerak ke arah yang lebih baik.

Keep Up to Date with the Most Important News

By pressing the Subscribe button, you confirm that you have read and are agreeing to our Privacy Policy and Terms of Use
Add a comment Add a comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous Post

Pemerintah Aceh Pastikan Honor Tenaga Persetujuan Cair Besok

Next Post

Ojk Sebut Transaksi Digital Perbankan Ri Tembus Rp 87 Kuadriliun

Advertisement